KITA HEBAT – Desa adalah sebuah unit administrasi pemerintahan yang terkecil di Indonesia. Desa memiliki tugas dan fungsi dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan pada tingkat lokal. Desa juga bertanggung jawab untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat, seperti menyediakan pelayanan publik, pembangunan sarana dan prasarana, serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Desa juga memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat setempat, dengan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha ekonomi dan pengembangan sumber daya alam yang ada.
Baca juga : Sejarah Dan Tradisi Desa Pohijo Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo Yang Masih Rutin Dilakukan Setiap Tahun
Saat ini saya akan mengajak Sahabat semua mengenal lebih jauh tentang sejarah desa Jenangan yang berada di kecamatan Sampung
Letak Desa Jenangan
Desa Jenangan termasuk desa yang berada di wilayah barat kecamatan sampung, untuk menjangkau desa Jenangan sahabat dapat menggunakan berbagai transportasi mulai dari motor, mobil bahkan bus kota. Dengan akses jalan yang sudah memadai membuat desa ini semakin mengembangkan sayap perekonomian desa.
Bagian barat desa jenangan berbatasan langsung dengan desa Pohijo yang merupakan desa paling kulon dikecamatan sampung, bagian timur berbatasan dengan desa Nglurup, sedangkan bagian utara dan selatan desa jenangan lebih tepat berbatasan dengan gunung, meskipun dibalik gunung tersebut ada desa.
Sejarah Desa Jenangan
Menurut S Mardjo mantan kepala desa Jenangan yang ke-9 mengatakan bahwa desa Jenangan didirikan oleh Kasantiko seseorang yang berasal dari jawa tengah, S Mardjo yang lahir pada tahun 1939 mengetahuinya dari Kartowiryo (ayahnya) selaku kepala desa Jenangan ke-8.
Beliau mengatakan bahwa Kasantiko adalah orang yang pertama kali babad desa jenangan, pada awalnya Kasantiko adalah seorang pelarian dizaman Pangeran Diponegoro ditahun 1825-1831.
Kasantiko sendiri diyakini oleh warga sekitar adalah sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang sedang mengasingkan diri dan mengintai gerak gerik penjajah, beliau singgah di desa Jenangan karena dianggap desa ini memiliki tempat yang strategis untuk memantau pergerakan musuh.
Awal mula tercipta nama jenangan adalah kondisi masyarakat yang masih belum rukun dan suka “Nginjen atau Injen-Injenan” yang memiliki arti “Memantau” dalam bahasa Indonesia dan pada akhirnya dijadikanlah Desa tersebut “Jenangan”.
Setelah wafat Kasantiko dimakamkan di Siget Gading area pemakaman Priyayi desa Jenangan, namun sampai akhir hayatnya tidak ada yang mengetahui jati diri dari Kasantiko, karena Kasantiko sangat tertutup dengan identitas dirinya.
Hal tersebut sangat wajar karena pada zaman dulu penjajah tidak segan-segan menghakimi orang yang dianggap sebagai pemberontak.
Mata Pencaharian Masyarakat Jenangan
Desa jenangan adalah desa yang sangat subur, hamparan tanah yang luas dan kondisi perairan yang mudah membuat mayoritas masyarakat desa jenangan adalah petani, meski begitu ada sebagaian dari masyarakat yang bekerja diluar negeri, menjadi pegawai atau wirausaha.
Salah satu contoh usaha yang sedang berkembang di Jenangan adalah Peternak Sapi Perah, saat ini desa sudah memilki penampunggan susu sendiri yang berada di rumah bapak Fauzi, itu menandakan bahwa kuantitas susu yang dihasilkan sudah mencukupi SOP dari perusahaan.
Baca juga : Dasar Pendidikan Multikultural Sangat Dibutuhkan Oleh Indonesia Karena Digunakan Sebagai Pemersatu Bangsa
Dibawah kepemimpinan Bapak Irianto sebagai Kepala Desa tahun 2018-2024 pembangunan desa Jenangan semakin berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat.
Sarana Pendidikan Desa Jenangan
Desa jenangan memiliki sarana pendidikan yang lengkap, mulai dari pendidikan anak umur 5-12 tahun, pendidikan tersebut terbagi menjadi PAUD Desa Jenangan, SDN 1 Jenangan dan SDN 2 Jenangan.
Untuk sekolah menengah pertama masyarakat desa jenangan kebanyakan pergi ke SMP N 1 Sampung, SMP N 3 Sampung ataupun pergi ke sekolah yang berada di Kota Ponorogo.
Itulah sekilas tentang sejarah desa Jenangan