KITA HEBAT – Mengenal filosofi kapal pinisi, kapal tradisional asli warisan bangsa Indonesia.
Pasti kamu penasaran dengan filosofi kapal pinisi, jangan khawatir mari kita simak bersama disini.
Kapal Pinisi, sebuah keajaiban maritim Indonesia yang begitu khas, dapat dengan mudah dikenali ketika berlayar di perairan tropis.
Keunikan kapal ini terpancar dari penggunaan 7-8 layar yang megah, serta kehadiran dua tiang utama yang menjulang di bagian depan dan belakang kapal.
Materi yang dipilih dalam pembuatan kapal Pinisi sangat menggambarkan kekayaan alam Indonesia. Kapal ini umumnya terbuat dari empat jenis kayu pilihan, antara lain kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Keberadaan kayu-kayu tersebut menambah daya tahan dan keindahan kapal Pinisi.
Filosofi Kapal Pinisi
Sebagai pusat produksi kapal Pinisi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi saksi bisu dari proses pembuatan kapal ini yang masih dilakukan dengan cara tradisional.
Pembuatan kapal Pinisi bukanlah sekadar pekerjaan biasa, sang ahli membutuhkan keahlian khusus yang diwariskan secara turun temurun.
Proses pembuatan kapal Pinisi sendiri terbagi dalam tiga tahap penting. Mulai dari penentuan hari baik untuk mencari, menebang, mengeringkan, hingga memotong kayu, seluruh tahap tersebut dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Sebuah upacara maccera lopi menjadi puncak dari proses ini, di mana kapal Pinisi disucikan melalui penyembelihan sapi atau kambing.
Tidak hanya sebagai sarana transportasi laut, kapal Pinisi memiliki nilai filosofis yang mendalam. Ia mencerminkan semangat bekerja keras, kerja sama, keindahan, dan rasa hormat terhadap alam.
Oleh karena itu, tak mengherankan jika kapal Pinisi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tahun 2017.
Ketika kapal Pinisi melintasi samudra, ia bukan sekadar sekumpulan kayu yang membentuk struktur laut. Kapal ini adalah penjelmaan dari sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan megahnya layar yang berkibar dan kokohnya kayu-kayu yang membentuknya, kapal Pinisi tetap menjadi simbol kebesaran Indonesia di lautan biru.
Ciri-Ciri Kapal Pinisi
Kapal pinisi adalah jenis kapal tradisional Indonesia yang memiliki ciri-ciri khas. Beberapa ciri-ciri kapal pinisi antara lain:
Bentuk Unik: Kapal pinisi memiliki bentuk yang unik, dengan badan kapal yang panjang dan ramping serta dua tiang layar yang tinggi. Bentuknya memberikan kemampuan manuver yang baik di perairan tropis.
Tiap-tiap Layar: Kapal pinisi biasanya dilengkapi dengan dua tiang layar yang besar, yaitu tiang utama dan tiang mizzen. Tiap-tiap layar ini dapat diatur dengan tali temali yang kompleks untuk mengoptimalkan penggunaan angin.
Rangka Kayu: Konstruksi kapal pinisi umumnya menggunakan kayu sebagai bahan utama. Rangka kayu dan lapisan luar kapal terbuat dari kayu yang tahan air, seperti kayu ulin atau kayu bangkirai.
Dua Lambung: Kapal pinisi memiliki dua lambung yang panjang dan tajam di bagian depan dan belakang. Hal ini membantu kapal bergerak dengan cepat dan stabil di laut.
Ukiran Tradisional: Sebagian besar kapal pinisi dihiasi dengan ukiran tradisional yang rumit dan indah. Ukiran ini tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga memiliki makna simbolis dan kepercayaan mistis.
Digunakan untuk Perdagangan: Sejarah kapal pinisi banyak terkait dengan perdagangan laut di Indonesia. Kapal ini digunakan untuk mengangkut berbagai barang dagangan antar pulau-pulau di Nusantara.
Fungsional dan Tahan Lama: Meskipun memiliki desain yang tradisional, kapal pinisi dirancang untuk fungsionalitas dan kekuatan. Mereka dapat bertahan di berbagai kondisi cuaca dan memiliki daya tahan yang baik.
Ukuran Kapal Pinisi
Ukuran kapal Pinisi bervariasi tergantung pada jenis dan kebutuhan penggunaannya. Namun, secara umum, kapal Pinisi memiliki panjang yang berkisar antara 20 hingga 35 meter.
Lebar kapal biasanya berkisar antara 5 hingga 8 meter. Ketinggian tiang layar juga cukup mencolok, sering kali melebihi 20 meter.
Penting untuk dicatat bahwa ukuran kapal Pinisi dapat bervariasi karena adanya berbagai versi dan variasi dalam desain kapal ini.
Sejumlah faktor, termasuk tujuan penggunaan, kondisi perairan, dan tradisi lokal, dapat memengaruhi dimensi akhir dari setiap kapal Pinisi yang dibangun.
Nah setelah membaca filosofi kapal pinisi diatas, semoga dapat menambah wawasan sahabat semua ya.
Terimakasih.