Sekularisme Adalah: Pengertian, Prinsip, Jenis, dan Dampaknya dalam Kehidupan Modern

Avatar
Sekularisme Adalah: Pengertian, Prinsip, Jenis, dan Dampaknya dalam Kehidupan Modern
Gambar Ilustrasi Sekularisme Adalah: Pengertian, Prinsip, Jenis, dan Dampaknya dalam Kehidupan Modern

KITA HEBAT – Sekularisme adalah paham yang memisahkan urusan agama dari kehidupan duniawi. Masih banyak siswa yang bertanya-tanya tentang sekularisme dalam kehidupan.

Sekularisme merupakan suatu pandangan yang memisahkan urusan dunia dan juga akhirat, lebih jelasnya pahami pengertian, prinsip, jenis, serta dampak sekularisme dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik berdasarkan pandangan para ahli berikut ini.

Pengertian Sekularisme

Sekularisme adalah suatu pandangan hidup yang menempatkan urusan duniawi dan keagamaan secara terpisah. Dalam konteks ini, kehidupan sosial, ekonomi, dan politik tidak didasarkan pada ajaran agama, melainkan pada rasionalitas dan bukti empiris.

Secara etimologis, kata sekuler berasal dari bahasa Latin saeculum yang berarti “masa” atau “dunia masa kini.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekuler diartikan sebagai hal yang bersifat duniawi, bukan spiritual atau rohani.

Maka dari itu, sekularisme sering dipahami sebagai pandangan hidup yang menekankan peran manusia dan akal budi dalam mengatur kehidupan, tanpa campur tangan nilai-nilai keagamaan.

Sementara itu, sekularisasi adalah proses yang mengarah pada pelepasan nilai-nilai agama dari berbagai bidang kehidupan.

Jadi, jika sekularisme adalah ideologinya, maka sekularisasi merupakan proses menuju penerapan ideologi tersebut.

Prinsip Dasar Sekularisme

Menurut Aksin Wijaya dalam bukunya Satu Islam, Ragam Epistemologi, prinsip utama sekularisme adalah keyakinan bahwa manusia memiliki kemampuan penuh untuk menyelesaikan masalah duniawi tanpa perlu campur tangan kekuatan adikodrati.

Beberapa prinsip dasar sekularisme adalah sebagai berikut:

  • Rasionalitas sebagai fondasi utama.
    Sekularisme menekankan bahwa keputusan politik, sosial, dan ekonomi harus didasarkan pada akal sehat dan bukti nyata, bukan dogma agama.
  • Kemandirian manusia.
    Paham ini meyakini manusia memiliki kemampuan moral dan intelektual untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung pada aturan keagamaan.
  • Netralitas terhadap agama.
    Sekularisme tidak menolak keberadaan agama, tetapi menempatkannya di ranah pribadi, bukan publik atau pemerintahan.

Dalam pandangan rasionalis, akal manusia dianggap sebagai sumber kebenaran tertinggi. Akibatnya, sekularisme sering kali dikaitkan dengan rasionalisme, dan pada titik ekstremnya, mengarah pada ateisme, karena mengesampingkan peran Tuhan dalam urusan duniawi.

Jenis-Jenis Sekularisme

Menurut Muhammad Iqbal dalam karya Ibn Rusyd dan Averroisme, sekularisme terbagi menjadi dua pendekatan utama:

1. Sekularisme Sosiologis

Pendekatan ini berfokus pada desakralisasi, yakni menghapus anggapan sakral terhadap hal-hal duniawi yang dianggap berasal dari ajaran agama.

Dalam konteks ini, sekularisme menilai bahwa tidak semua ajaran agama bersumber dari wahyu, melainkan hasil interpretasi manusia yang dapat berubah sesuai zaman.

2. Sekularisme Filosofis

Pendekatan filosofis menekankan pemisahan total antara agama dan negara. Negara dianggap harus netral terhadap kepercayaan warganya, dan segala urusan pemerintahan sebaiknya tidak diatur berdasarkan nilai-nilai agama.
Dengan kata lain, sekularisme adalah paham yang menolak campur tangan Tuhan dalam urusan dunia, sehingga semua kebijakan publik disusun berdasarkan pertimbangan rasional dan kemanusiaan semata.

Dampak dan Problematika Sekularisme dalam Kehidupan

Meskipun sekularisme membawa beberapa manfaat seperti kebebasan berpikir dan kemajuan ilmu pengetahuan, penerapannya juga menimbulkan problematika dalam berbagai bidang kehidupan.

1. Dampak Sosial

Ketika agama disingkirkan dari kehidupan sosial, masyarakat berpotensi kehilangan nilai moral dan solidaritas.

Fenomena individualisme dan kurangnya empati sosial meningkat, karena orientasi hidup bergeser pada kepentingan pribadi dan materi. Akibatnya, semangat gotong royong—yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia—bisa berkurang.

2. Dampak Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, sekularisme melahirkan sistem kapitalisme modern yang menekankan kebebasan individu dan keuntungan finansial.

Tanpa nilai agama sebagai pedoman, praktik ekonomi dapat mengabaikan keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.

Contohnya, eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan dampak ekologis sering kali terjadi di negara-negara dengan sistem ekonomi sekuler.

3. Dampak Politik

Dalam politik, sekularisme memisahkan agama dari pemerintahan. Hal ini bisa meningkatkan kebebasan berpendapat dan netralitas negara, namun juga berisiko menurunkan moralitas politik.

Ketika etika agama tidak lagi menjadi pedoman, praktik korupsi, kolusi, dan politik transaksional menjadi lebih mudah muncul.

Contoh Sekularisme di Indonesia

Walau Indonesia bukan negara sekuler, pengaruh sekularisme bisa ditemukan dalam beberapa aspek kehidupan:

  1. Pemahaman Sosial dan Amal
    Beberapa orang enggan memberikan sedekah untuk pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit atau jalan, karena menganggapnya bukan bagian dari ajaran agama.
    Mereka lebih memilih memberikan donasi hanya untuk kegiatan keagamaan.
  2. Praktik Ekonomi
    Dalam praktik sehari-hari, ekonomi Indonesia kadang lebih mencerminkan prinsip kapitalisme daripada ekonomi Pancasila, di mana kebebasan individu dan mekanisme pasar sangat dominan.
  3. Media Massa
    Media di era digital sering menampilkan konten yang tidak mempertimbangkan nilai agama, dengan dalih kebebasan berekspresi.
    Beberapa media bahkan memuat isu-isu yang sensitif terhadap agama demi mengejar popularitas dan keuntungan iklan.

Kesimpulan

Sekularisme adalah paham yang menekankan pemisahan antara urusan agama dan duniawi. Walaupun bertujuan untuk memberikan kebebasan berpikir dan netralitas dalam kehidupan publik, penerapan sekularisme juga membawa tantangan baru, terutama dalam menjaga moralitas, solidaritas sosial, dan keadilan ekonomi.

Di Indonesia, sekularisme perlu disikapi dengan bijak—bukan untuk menolak agama, melainkan menempatkannya secara proporsional agar kehidupan duniawi tetap berjalan seimbang dengan nilai spiritual.