KITA HEBAT – Berikut adalah pembahasan tentang bagaimana proses berdirinya kerajaan mataram, sejarah singkat !
Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan islam besar di Indonesia, proses berdirinya kerajaan mataram tidak terlepas dari kerajaan Pajang.
Mau tau bagaimana proses berdirinya kerajaan mataram secara singkat ? Simak penjelasannya.
Awal mula Kerajaan Mataram memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Pajang.
Kerajaan Mataram, yang berada di Jawa, didirikan pada abad ke-16 oleh Danang Sutawijaya, yang juga dikenal sebagai Panembahan Senopati.
Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram ?
Kerajaan Mataram berdiri setelah berhasil mengalahkan Aria Penangsang dari Jipang di bawah pimpinan Ki Ageng Pamanahan di Kerajaan Pajang.
Pangeran Benawa kemudian ingin merebut kerajaannya Pajang, sehingga kerajaan tersebut dipindahkan ke Mataram dan dinamakan Kesultanan Mataram.
Lokasi Kerajaan Mataram terletak di Kota Gede, Yogyakarta saat ini. Di bawah pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo, wilayah kekuasaan Mataram meluas ke Jawa Barat, sebagian besar Jawa Timur termasuk Surabaya, Lasem, Pasuruan, Tuban, dan Madura.
Beberapa tokoh yang pernah memimpin Kerajaan Mataram antara lain:
- Ki Ageng Pamanahan
- Panembahan Senopati
- Panembahan Anyakrawati
- RM. Rangsang
- Amangkurat I
- Amangkurat II
Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Islam
Sutawijaya sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam menghadapi berbagai tantangan, khususnya dari bupati di pantai utara Jawa yang sebelumnya tunduk kepada Pajang.
Para bupati tersebut terus melakukan pemberontakan dengan tujuan melepaskan diri dari kekuasaan Pajang dan membentuk kerajaan yang merdeka.
Meskipun demikian, Sutawijaya berhasil memperluas wilayahnya dan berhasil menguasai seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M).
Di bawah kepemimpinannya, Mataram sering melakukan serangan terhadap Batavia untuk melawan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Wilayah kekuasaan Mataram pada saat itu meliputi hampir seluruh Pulau Jawa.
Namun sayangnya, pada masa pemerintahan raja-raja berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan yang signifikan.
Pergolakan ini akhirnya diakhiri melalui penandatanganan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.
Dalam perjanjian tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta yang diserahkan kepada Hamengku Buwono I, dan Nagari Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III.
Semoga ulasan diatas dapat menjawab soal bagaimana proses berdirinya kerajaan mataram.
Semoga Bermanfaat.