KITA HEBAT โ Halo sahabat, berikut adalah informasi dari gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif disebut ?
Apakah sahabat masih kesulitan menjawab soal gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif disebut apa ?
Jika benar, mari kita bahas bersama soal gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif disebut.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP mungkin saja sahabat akan menemukan soal diatas, gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif disebut frasa.
Frasa adalah salah satu satuan linguistik yang dibentuk oleh minimal dua kata.
Pada umumnya Frasa menggunakan pola Diterangkan Menerangkan.
Berikut adalah jenis-jenis frasa.
Jenis-Jenis Frasa Berdasarkan Distribusi Unsurnya
Dalam analisis frasa menurut distribusi unsur-unsurnya, Ramlan mengemukakan pembagian menjadi dua kategori utama, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris.
Kedua kategori ini memiliki ciri khas masing-masing yang menciptakan kekayaan struktur kalimat.
1. Frasa Endosentris
a. Frasa Atributif
Frasa atributif adalah struktur frasa yang terdiri dari inti dan penjelas. Unsur dalam frasa ini bersifat setara, sehingga frasa tetap berfungsi meskipun salah satu unsur dihilangkan.
Tanpa ketergantungan pada kata penghubung, contoh frasa atributif seperti “buku baru,” “ibu kandung,” atau “tiga ekor” memberikan dimensi tersendiri pada kalimat.
b. Frasa Koordinatif
Frasa koordinatif merupakan gabungan unsur pembentuk dengan kedudukan yang setara. Unsur frasa koordinatif dapat dihubungkan oleh kata “dan,” “atau,” atau keduanya.
Misalnya, “kakek nenek,” “suami istri,” dan “ayah ibu” menggambarkan keharmonisan unsur dalam kalimat.
c. Frasa Apositif
Frasa apositif mengandung keterangan tambahan atau perinciannya. Unsur-unsur dalam frasa apositif memiliki kedudukan yang setara, memungkinkan saling menggantikan.
Sebagai contoh, “Farah, si penari ular,” menunjukkan dimensi identitas Farah dalam kalimat.
2. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris, sebaliknya, memiliki distribusi unsur yang tidak setara. Salah satu komponen tidak dapat menggantikan yang lain jika dipisahkan.
Sebagai contoh, “di pasar,” “di sekolah,” atau “dari kampung” menunjukkan ketergantungan antar-unsur yang tidak dapat dipisahkan tanpa mengubah makna kalimat.
Klasifikasi Frasa Berdasarkan Kelas Kata
1. Frasa Nomina
Frasa nomina terdiri dari unsur pembentuk berinti kata benda dan dapat menggantikan kata benda.
Contoh frasa nomina seperti “buku tulis,” “lemari besi,” atau “ibu bapak” menunjukkan kekayaan variasi struktur frasa ini.
2. Frasa Verba
Frasa verba memiliki unsur pusat berupa kata kerja, berfungsi menggantikan peran kata kerja dalam kalimat. “Akan datang,” “sedang belajar,” dan “belum muncul” adalah contoh frasa verba yang memberikan dinamika pada kalimat.
3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva, yang unsur pembentuknya berinti kata sifat, dapat dibedakan menjadi koordinatif dan subordinatif.
Contoh frasa adjektiva seperti “cukup pintar,” “tidak jelek,” atau “hitam manis” menambahkan nuansa deskriptif pada kalimat.
4. Frasa Pronomina
Frasa pronomina berisi kata ganti, menggantikan nomina atau frasa nomina.
“Saya sendiri,” “kami sekalian,” dan “kamu semua” adalah contoh frasa pronomina yang menyiratkan variasi penggantian kata.
5. Frasa Numeralia
Frasa numeralia memiliki inti berupa kata-kata yang termasuk kategori numeralia, menyatakan bilangan atau jumlah.
Contoh frasa numeralia seperti “dua buah,” “lima ekor,” atau “dua puluh lima orang” memberikan dimensi kuantitatif pada kalimat.
Dengan pemahaman yang mendalam terhadap jenis-jenis frasa ini, penggunaan bahasa dapat lebih kreatif dan terstruktur.