KITA HEBAT – Berikut ini adalah jawaban dari soal sebutkan larangan haji yang harus kamu ketahui.
Sebutkan larangan haji adalah soal yang sering keluar dalam ulangan harian, oleh sebab itu penting bagi kamu untuk mengetahui jawabannya.
Yuk kita bahas bersama soal sebutkan larangan haji.
Ibadah haji, sebagai rukun Islam ke lima, menyimpan keagungan dan keutamaan yang tak terhingga.
Setiap muslim diwajibkan melaksanakan ibadah ini setidaknya sekali dalam seumur hidupnya.
Haji dilaksanakan satu kali dalam setahun, khususnya pada bulan Zulhijjah.
Aturan yang tercipta selama perjalanan haji mengikuti rangkaian rukun yang tidak hanya sakral, tetapi juga mendalam.
Berikut adalah larangan haji yang wajib diperhatikan.
Larangan-larangan Selama Ibadah Haji
A. Larangan Khusus Jamaah Pria
Pakaian Berjahit: Jamaah pria dilarang memakai pakaian berjahit selama masih berada dalam ihram.
Tutup Kepala: Menutup kepala juga termasuk larangan, menandakan kesederhanaan dan ketundukan.
Sepatu Menutupi Mata Kaki: Penggunaan sepatu yang menutupi mata kaki juga dihindari selama masih dalam keadaan ihram.
B. Larangan Khusus Jamaah Wanita
Tutup Muka: Jamaah wanita dilarang menutupi wajahnya, menunjukkan kesederhanaan dan ketundukan yang sama.
Sarung Tangan: Penggunaan sarung tangan dihindari sebagai bagian dari larangan selama ihram.
C. Larangan Baik Pria dan Wanita
Selama ihram, baik pria maupun wanita diwajibkan untuk menjauhi berbagai tindakan yang dapat mengurangi kesucian perjalanan haji:
Memotong dan Mencabut Kuku: Larangan ini menunjukkan ketaatan dan penghormatan terhadap proses suci ibadah haji.
Penggunaan Harum-haruman: Membatasi penggunaan harum-haruman pada tubuh sebagai tanda kesucian.
Larangan Berbagai Tindakan Hukum Islam: Dari perkawinan hingga hubungan suami istri, dari mencaci maki hingga penggunaan kata-kata kotor, semua dihindari selama ihram.
Rukun Ibadah Haji
1. Ihrâm: Niat Berhaji
Rukun pertama adalah ihrâm, di mana jamaah memulai niat berhaji sejak miqât dengan mengenakan pakaian yang tidak dijahit. Ucapan talbiyah menyertai langkah ini. Jamaah wanita juga mengenakan kain ihram tanpa menutupi wajah dan telapak tangan.
2. Tawâf: Mengelilingi Ka’bah
Tawâf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah hingga tujuh kali. Dimulai dari hadapan Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar juga. Saat tawâf, Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jamaah, menandakan kehormatan dan ketundukan.
3. Sa’i: Perjalanan antara Bukit Shafa dan Marwa
Sa’i adalah perjalanan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwa. Jamaah kadang-kadang melakukan lari kecil ketika melaksanakan sa’i, menambahkan elemen dinamis dalam ibadah ini.
4. Wukûf di Arafah
Wukûf merupakan momen bermalam di Arafah, sebuah pengalaman spiritual yang mendalam dan penuh makna. Kebersamaan jamaah dalam merenungi kebesaran Allah menciptakan momen yang tidak terlupakan.
5. Tahalul: Mencukur Rambut
Setelah wukûf, jamaah melanjutkan dengan tahalul, yaitu mencukur sebagian rambut. Tindakan ini melambangkan kesucian dan keserahan setelah menyelesaikan ibadah haji.
6. Tertib: Urutan yang Teratur
Seluruh rukun haji dijalani sesuai dengan tertib yang ditetapkan. Hal ini mencerminkan kehormatan terhadap tradisi dan aturan ibadah haji yang telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim.
Sunnah Haji
Sunnah-sunnah haji menurut pandangan ulama Syafi’i yang dianggap muktamad meliputi hal-hal berikut:
Ifrad: Menekankan untuk memberikan prioritas pada pelaksanaan haji sebelum umrah.
Talbiyah: Membaca ungkapan talbiyah sebagai tanda niat dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah haji.
Thawaf Qudum: Melaksanakan thawaf qudum sebagai tanda kedatangan haji setelah tiba di Makkah.
Shalat Sunnah Thawaf: Menunaikan shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat sebagai amalan yang dianjurkan setelah melaksanakan thawaf.
Penutup
Ibadah haji bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang membentuk karakter seorang muslim.
Larangan-larangan selama haji bukanlah hambatan, melainkan ujian kesabaran dan ketaatan.
Rukun-rukun haji, dengan segala tahapan dan simboliknya, menciptakan pengalaman tak terlupakan yang menggetarkan hati.
Semoga setiap muslim yang menapaki perjalanan haji dapat merasakan kebesaran dan keagungan ibadah ini, membawa pulang nilai-nilai suci yang akan membimbing mereka sepanjang hidup.