MEJA PINTAR – Tahukah kamu mengapa Ipa Ips dan bahasa dihapus dari kurikulum SMA?
Mungkin kamu sedang bertanya-tanya mengapa Ipa Ips dan bahasa dihapus dari kurikulum SMA?
Yuk kita simak bersama ulasan mengapa Ipa Ips dan bahasa dihapus dari kurikulum SMA berikut ini.
Pada kurikulum merdeka Kemendikbud Ristek akan menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dari kurikulum SMA.
Akan tetapi, penghapusan jurusan IPA dan IPS mempunyai dampak bagi siswa dan pendidikan di Indonesia apa saja? Mari kita simak penjelasannya.
Alasan Menghapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa
Menurut Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa adalah bagian dari kurikulum prototipe atau Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2022.
Kurikulum prototipe dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Dalam dua tahun terakhir di SMA siswa/siswi bebas mengkombinasikan mata pelajaran dari berbagai bidang ilmu, seperti IPA, IPS, Bahasa, Seni, Informatika, dan lain-lain.
Pelajar juga akan mendapatkan bimbingan dari guru untuk menentukan pilihan mata pelajaran mereka.
Tujuan dari kurikulum prototipe adalah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas siswa, serta menghindari keterbatasan dan kesenjangan yang ditimbulkan oleh jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
Selama ini, jurusan IPA, IPS, dan Bahasa sering dianggap sebagai kasta atau label yang mempengaruhi prestise dan peluang karir siswa. Padahal, jurusan IPA, IPS, dan Bahasa tidak selalu sesuai dengan minat, bakat, dan cita-cita siswa.
Dampak Menghapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa
Menghapus jurusan IPA, IPS, dan bahasa tentu akan memberikan dampak yang signifikan bagi siswa, siswi, dan pendidikan di Indonesia.
Di sisi positif, siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai bidang ilmu tanpa terikat oleh jurusan tertentu. Siswa pun bisa lebih aktif dan mandiri dalam belajar, serta lebih siap menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan.
Konsultan jurusan dan karir, Ina Liem menilai Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA merupakan langkah yang sangat tepat. Sebab pengelompokan jurusan tersebut kerap menimbulkan masalah dan tidak sesuai dengan tren karir pelajar.
Pembagian jurusan pun menyulitkan profil para pelajar. Ina mencontohkan, ada siswa/siswi yang menyukai biologi karena minatnya di bidang budidaya perikanan, tetapi karena ia tidak suka fisika akhirnya ia memutuskan memilih jurusan IPS.
โ Karena pelajar tersebut dari jurusan IPS, dia menjadi kesulitan mencari universitas yang mau menerima dia di bidang tersebut,โ ungkap Ina.
โSehingga dampaknya kita akan sulit menemukan SDM unggul yang kuat di bidangnya masing-masing,โ jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa juga memiliki beberapa tantangan dan kendala, seperti:
- Kurangnya kesiapan dan ketersediaan fasilitas, sumber daya, dan bahan ajar di sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.
- Mengubah mindset guru yang sudah nyaman dengan kurikulum lama bukanlah perkara mudah.
- Koordinasi dan sinkronisasi antara kurikulum prototipe dengan sistem seleksi masuk perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Oleh karena itu, penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa memerlukan kesiapan dan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, guru, siswa, orang tua, maupun masyarakat.
Kurikulum prototipe ini harus diimplementasikan dengan hati-hati dan bertahap dengan memperhatikan kondisi, kebutuhan setiap sekolah dan daerah, serta dievaluasi secara berkala dan menyeluruh, agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dan pendidikan di Indonesia.
Semoga pembahasan tentang mengapa Ipa Ips dan bahasa dihapus dari kurikulum SMA diatas bermanfaat bagi sahabat semua.
Terimakasih.