Jelaskan Tentang Interaksi Sosial Asosiatif dan Berikan Contohnya

Avatar
Jelaskan Tentang Interaksi Sosial Asosiatif dan Berikan Contohnya
Gambar Ilustrasi Jelaskan Tentang Interaksi Sosial Asosiatif dan Berikan Contohnya

KITA HEBAT – Kali ini kita akan membahas soal jelaskan tentang interaksi sosial asosiatif dan berikan contohnya.

Interaksi sosial adalah hubungan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang untuk menyampaikan gagasan atau pesan demi mencapai tujuan.

Interaksi sosial terbagi menjadi 2 yaitu interaksi sosial asosiatif dan Interaksi sosial disosiatif. Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang bersifat positif, mengarah pada persatuan dan kerjasama antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan Interaksi sosial disosiatif adalah interaksi sosial yang mengacu pada perpecahan atau membawa pengaruh yang negatif.

Berikut adalah berbagai contoh interaksi sosial asosiatif dan disosiatif yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari gotong royong di lingkungan tempat tinggal hingga kerjasama antarnegara dalam menyelesaikan konflik internasional.

Pengertian Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif mengacu pada interaksi yang mendukung persatuan, harmoni, dan solidaritas di antara anggota masyarakat.

Bentuk interaksi ini mencerminkan upaya untuk memperkuat hubungan sosial yang sudah ada atau membangun hubungan baru yang saling menguntungkan.

Interaksi sosial asosiatif biasanya diwarnai oleh aktivitas-aktivitas yang mendorong kerjasama, kesepakatan, dan pencapaian tujuan bersama.

Contoh interaksi sosial asosiatif meliputi:

  • Kerja bakti: Warga di RT/RW 01/01 berkumpul untuk membersihkan selokan yang kotor, memperlihatkan kerjasama dalam menciptakan lingkungan yang bersih.
  • Pemungutan suara: Proses pemilihan ketua kelas yang melibatkan siswa untuk memilih pemimpin mereka secara demokratis.
  • Peran mediator: Indonesia yang menjadi mediator dalam konflik antara Vietnam dan Kamboja, membantu mendamaikan kedua negara tersebut.

Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang cenderung menyebabkan perpecahan atau dampak negatif bagi hubungan sosial.

Contoh dari interaksi sosial disosiatif adalah sebagai berikut:

  • Andi menyebarkan rumor buruk tentang Dimas karena ia tidak menyukai Dimas.
  • Andi bersaing dengan rekannya untuk mendapatkan posisi teratas di kelas.
  • Sekelompok remaja terlibat dalam perkelahian antar kelompok.

Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, baik asosiatif maupun disosiatif, antara lain:

  1. Sugesti: Pengaruh dari orang lain yang bisa membuat seseorang bertindak tanpa mempertimbangkan rasionalitas. Contohnya, seseorang yang ikut terlibat dalam suatu kegiatan karena melihat orang lain melakukannya.
  2. Imitasi: Tindakan meniru perilaku orang lain, biasanya dilakukan tanpa pemikiran yang mendalam. Imitasi sering terjadi dalam masyarakat ketika seseorang mengikuti tren atau kebiasaan yang sedang populer.
  3. Identifikasi: Proses ketika seseorang menempatkan dirinya seperti orang yang diidolakan, dengan pengaruh yang lebih kuat daripada imitasi. Identifikasi sering kali melibatkan upaya meniru gaya hidup, sikap, atau perilaku orang yang diidolakan.
  4. Motivasi: Dorongan dari dalam diri yang membuat seseorang bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi ini sering kali berperan besar dalam interaksi sosial, terutama ketika seseorang berusaha mencapai prestasi atau posisi tertentu.
  5. Simpati: Rasa ketertarikan atau kepedulian terhadap orang lain yang membuat seseorang bisa memahami perasaan orang lain.
  6. Empati: Tindakan nyata yang dilakukan berdasarkan simpati, di mana seseorang tidak hanya memahami perasaan orang lain, tetapi juga melakukan sesuatu untuk membantu.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif memiliki beberapa bentuk utama yang mendukung terciptanya kerjasama dan harmoni dalam masyarakat.

Berikut adalah bentuk-bentuknya:

1. Kerjasama

Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang paling umum dalam kategori asosiatif. Kerjasama terjadi ketika dua atau lebih pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kerjasama ini bisa ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun dalam organisasi besar.

2. Akomodasi

Akomodasi adalah upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai kesepakatan atau menyelesaikan permasalahan yang ada. Proses ini sering kali melibatkan mediasi atau kompromi antara pihak-pihak yang terlibat.

3. Akulturasi

Akulturasi terjadi ketika budaya baru masuk dan hidup berdampingan dengan budaya lokal, tanpa menyebabkan hilangnya identitas budaya yang lama. Proses ini menciptakan keseimbangan antara budaya lama dan baru, memperkaya kehidupan sosial dalam masyarakat.

4. Asimilasi

Asimilasi adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan budaya baru sebagai hasil peleburan antara dua budaya yang berbeda. Dalam asimilasi, elemen-elemen dari budaya lama dan baru menyatu, menciptakan suatu identitas budaya yang baru dan unik.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Sebagai perbandingan, interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada perpecahan, persaingan, dan konflik.

Bentuk-bentuk utama dari interaksi disosiatif antara lain:

1. Kompetisi

Kompetisi terjadi ketika dua atau lebih pihak bersaing untuk mencapai tujuan yang sama, seperti posisi, prestasi, atau sumber daya tertentu. Kompetisi dapat berlangsung dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, dunia kerja, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kontravensi

Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang ditandai dengan adanya ketidaksetujuan atau ketidaksukaan yang tidak diungkapkan secara langsung. Dalam banyak kasus, kontravensi bisa berkembang menjadi tindakan seperti fitnah atau adu domba.

3. Konflik

Konflik adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi ketika ketidaksetujuan atau ketidaksukaan diungkapkan secara terbuka dan langsung. Konflik bisa terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari konflik antarindividu hingga konflik antarnegara.

Kesimpulan

Interaksi sosial asosiatif memainkan peran penting dalam menjaga keharmonisan dan persatuan dalam masyarakat.

Melalui bentuk-bentuk interaksi seperti kerjasama, akomodasi, akulturasi, dan asimilasi, masyarakat dapat mencapai tujuan bersama dan mengatasi berbagai perbedaan dengan cara yang positif.

Di sisi lain, interaksi disosiatif, seperti kompetisi, kontravensi, dan konflik, bisa menjadi bagian yang tak terelakkan dalam interaksi sosial, namun perlu dikelola dengan baik untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *