KITA HEBAT – Jelaskan tentang peristiwa runtuhnya Jerman Timur hingga kembali menjadi satu kesatuan yang kuat.
Sejarah singkat tentang peristiwa runtuhnya Jerman Timur menarik kita pelajari, dimana negara maju juga mengalami perpecahan dimasanya.
Mari kita simak bersama soal jelaskan tentang peristiwa runtuhnya Jerman Timur.
Kegagalan Jerman dalam Perang Dunia II mengakibatkan negara ini terbagi menjadi empat zona pendudukan yang diperintah oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet.
Pembagian ini diatur oleh Perjanjian Potsdam yang disepakati pada 2 Agustus 1945.
Antara 1947 dan 1949, tiga zona di barat, yang masing-masing diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, digabungkan membentuk Republik Federal Jerman (Jerman Barat), sementara Jerman Timur yang diduduki oleh Uni Soviet menjadi Republik Demokratik Jerman.
Perpecahan semakin mendalam dengan pembangunan Tembok Berlin pada 1961.
Menuju akhir 1990-an, Jerman Timur runtuh dan Jerman bersatu kembali.
Bagaimana peristiwa runtuhnya Jerman Timur?
Peristiwa Runtuhnya Jerman Timur?
Jerman Barat dan Jerman Timur muncul selama Perang Dingin pada periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet serta sekutunya dari 1947 hingga 1991.
Perang Dingin adalah sebuah perang Ideologi antara dua negara Adidaya di dunia yaitu antara Amerika dan Rusia.
Kedua negara ini ingin membuktikan ideologi negara mana yang terbaik didunia dengan membandingkan pencapaian Ilmu Pengetahuan dan penyebaran ideologi.
Ketegangan ini muncul karena perbedaan ideologi, di mana AS menganut paham liberal-kapitalis dan Uni Soviet menganut komunis-sosialis.
Perang dingin ini tidak hanya mempengaruhi antara negara Amerika dan Rusia tapi hampir seluruh negara jajahan mendapatkan imbas dari perang dingin ini.
Daerah yang terkena imbas perang dingin adalah antara Korea Selatan dan Korea Utara, Vietnam, Kambodja dengan Khmer merah, Indonesia dengan PKI Madiun 1948 dan G30SPKI, dan Cuba.
Pada 1980-an, kekuatan politik dan ekonomi Uni Soviet melemah, mengurangi intervensi mereka terhadap politik Jerman Timur.
Situasi memburuk dengan kebijakan Glasnost (keterbukaan politik) dan Perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang diimplementasikan oleh Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, yang gagal memperbaiki keadaan.
Ini mendorong rakyat Jerman Timur untuk memberontak dan melakukan revolusi untuk merdeka dari Uni Soviet.
Pada saat yang sama, kemajuan pesat di Jerman Barat memicu keinginan Jerman Timur untuk bergabung dan membentuk kembali satu negara.
Peristiwa runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 menjadi puncak dari demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat Jerman Timur.
Meskipun perbatasan masih dijaga ketat, ribuan warga Jerman Timur mulai melarikan diri ke Jerman Barat.
Hal ini memaksa penyelenggaraan pemilihan umum bebas pertama di Jerman Timur pada 18 Maret 1990.
Wakil rakyat terpilih kemudian diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat tentang penyatuan kembali.
Proses Bersatunya Jerman Barat dan Timur
Runtuhnya Jerman Timur ditandai dengan pertemuan antara pihak Jerman Timur, Jerman Barat, Inggris, Perancis, AS, dan Uni Soviet.
Pertemuan ini menghasilkan Perjanjian Dua Plus Empat atau Perjanjian Penyelesaian Akhir, yang memberikan kedaulatan penuh kepada Negara Jerman.
Pada 22-23 Agustus 1990, Parlemen Rakyat memutuskan bahwa Republik Demokratik Jerman akan bergabung dengan Republik Federal Jerman.
Perwakilan dari kedua Jerman kemudian menandatangani Perjanjian Persatuan pada 31 Agustus 1990.
Pada sidang Volkskammer pada 20 September 1990, parlemen sepakat tentang reunifikasi.
Penyatuan resmi terwujud pada 3 Oktober 1990, bertempat di Gedung Reichstag.
Peristiwa ini menandai akhir dari Jerman Timur dan 16 juta warganya resmi bergabung dengan Jerman Barat, membentuk negara Jerman yang baru dan bersatu.
Salah satu dampak dari runtuhnya Jerman Timur adalah hilangnya pengaruh komunisme di negara ini.
Itulah sejarah singkat tentang peristiwa runtuhnya jerman timur, semoga penjelasan diatas bermanfaat.
Terimakasih.