Jelaskan Pandangan Teori Konflik Tentang Masalah Sosial, Simak Penjelasan Berikut !

Avatar
Jelaskan Pandangan Teori Konflik Tentang Masalah Sosial
Gambar Ilustrasi Jelaskan Pandangan Teori Konflik Tentang Masalah Sosial

KITA HEBAT – Jelaskan pandangan teori konflik tentang masalah sosial ! Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan campur tangan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi masalah sosial antara satu orang dengan orang lain. Jika kita bahas lebih mendalam dalam ilmu sosial masalah tersebut dikelompokkan sebagai teori konflik.

Teori konflik adalah salah satu perspektif dalam sosiologi yang menjelaskan bahwa masalah sosial muncul akibat ketidaksetaraan yang ada di dalam masyarakat.

Menurut teori ini, konflik atau pertentangan antara kelompok-kelompok sosial, terutama yang berkaitan dengan perbedaan kelas, kekayaan, dan kekuasaan, menjadi penyebab utama timbulnya masalah sosial.

Teori ini juga menekankan bahwa perubahan sosial biasanya terjadi sebagai hasil dari konflik yang tidak dapat dihindari, dan untuk mengatasi masalah sosial tersebut, diperlukan perubahan sosial yang mendasar.

4 Pandangan Teori Konflik Tentang Masalah Sosial

1. Teori Marxis

  • Teori ini memandang bahwa masalah sosial muncul sebagai akibat dari ketidaksetaraan sosial. Menurut Karl Marx, sistem kapitalisme menciptakan kelas sosial yang berbeda, yaitu kelas pekerja (proletar) dan kelas pemilik modal (borjuis). Ketidakadilan ini menciptakan konflik yang akhirnya memicu masalah sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan ekonomi.

2. Teori Neo-Marxis

    • Neo-Marxisme memperluas pandangan Marxis dengan melihat bahwa masalah sosial juga muncul karena adanya perbedaan nilai dan kepentingan antar kelompok di masyarakat. Setiap kelompok memiliki tujuan dan nilai yang berbeda, yang sering kali bertentangan satu sama lain. Ini menyebabkan ketegangan dan konflik yang berujung pada masalah sosial.

    3. Teori Konflik Lewis A. Coser

      • Lewis Coser berpendapat bahwa konflik, jika dikelola dengan baik, dapat memiliki dampak positif bagi masyarakat. Konflik yang terjadi secara wajar dan terkontrol dapat mempererat hubungan antarindividu di dalam kelompok. Konflik bisa menjadi sarana untuk mengekspresikan ketidakpuasan dan memperbaiki ketidakadilan yang ada, sehingga membawa perubahan sosial yang positif.

      4. Teori Konflik Ralf Dahrendorf

        • Teori ini adalah modifikasi dari teori Marxis. Menurut Ralf Dahrendorf, konflik sosial merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial, namun tidak selalu harus diatasi dengan revolusi seperti yang dikemukakan oleh Marx. Sebaliknya, Dahrendorf menekankan perlunya perubahan struktural yang lebih moderat untuk menyelesaikan konflik dan mengatasi masalah sosial.

        Teori Konflik dalam Menghadapi Masalah Sosial

        Teori konflik memiliki pandangan yang jelas bahwa masalah sosial tidak dapat dihindari karena adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat.

        Menurut teori ini, ada dua jenis konflik utama yang sering kali menyebabkan munculnya masalah sosial:

        1. Konflik Kelas Sosial (Teori Marxis)

        Konflik kelas sosial adalah konflik yang terjadi antara kelompok masyarakat yang memiliki posisi ekonomi yang berbeda. Dalam masyarakat kapitalis, ketidaksetaraan antara kelas pekerja dan kelas pemilik modal menyebabkan ketegangan sosial yang terus-menerus.

        Ketegangan ini dapat menyebabkan masalah seperti kemiskinan, eksploitasi, dan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya.

        2. Konflik Kepentingan (Teori Neo-Marxis)

        Setiap kelompok dalam masyarakat memiliki kepentingan dan nilai yang berbeda. Konflik kepentingan ini muncul ketika satu kelompok merasa kepentingannya terancam atau diabaikan oleh kelompok lain. Misalnya, konflik antara kelompok buruh dan pengusaha dalam hal upah atau hak pekerja.

        Konflik seperti ini sering kali berujung pada masalah sosial yang lebih luas, seperti aksi protes, pemogokan, dan kerusuhan sosial.

        Teori Lain yang Membahas Masalah Sosial

        Teori konflik juga mengemukakan bahwa perubahan sosial sering kali terjadi sebagai akibat dari konflik. Ketika kelompok-kelompok dalam masyarakat saling bertentangan, hal ini mendorong terjadinya perubahan dalam sistem sosial.

        Sebagai contoh, gerakan hak asasi manusia atau gerakan buruh sering kali lahir dari ketidakpuasan terhadap ketidakadilan yang ada, dan konflik ini akhirnya menghasilkan perubahan signifikan dalam hukum dan kebijakan sosial.

        Selain teori konflik, terdapat dua teori lain yang juga membahas masalah sosial, yaitu Teori Fungsionalitas dan Teori Interaksionalisme Publik:

        1. Teori Fungsionalitas

        Teori ini menyatakan bahwa masalah sosial timbul ketika masyarakat tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

        Misalnya, ketika institusi sosial seperti keluarga atau pemerintah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, akan muncul disfungsi sosial yang memicu masalah seperti kenakalan remaja atau kekerasan.

        Teori ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan fungsi yang harmonis di masyarakat.

        2. Teori Interaksionalisme Publik

        Teori ini berfokus pada interaksi antarindividu dan bagaimana makna simbolik yang muncul dari interaksi tersebut memengaruhi tindakan sosial.

        Masalah sosial, menurut teori ini, sering kali terbentuk karena pelabelan negatif atau konstruksi sosial tertentu yang memandang suatu kelompok sebagai masalah.

        Misalnya, stigma terhadap kelompok minoritas yang menyebabkan diskriminasi.

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *