KITA HEBAT – Sebutkan ciri-ciri historiografi tradisional ! Secara umum Historiografi adalah ilmu yang mengkaji tentang penelitian sejarah, termasuk metode penelitian, teori-teori yang mendasari penulisan sejarah, dan perubahan pendekatan sejarah.
Historiografi tradisional memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bentuk historiografi lainnya.
Historiografi ini biasanya berfokus pada kehidupan istana, penuh dengan unsur magis, dan digunakan untuk memperkuat legitimasi penguasa.
Berikut adalah ciri-ciri historiografi tradisional serta beberapa contoh karya historiografi yang termasuk dalam kategori ini.
8 Ciri-Ciri Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional memiliki beberapa ciri utama yang mencerminkan bagaimana sejarah disajikan dalam konteks kerajaan-kerajaan di masa lalu.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri penting yang menjadi karakteristik utama historiografi tradisional:
- Istana-sentris
Historiografi tradisional berpusat pada kehidupan istana dan keluarga kerajaan. Karya-karya ini cenderung mengabaikan kehidupan rakyat jelata dan lebih berfokus pada kisah-kisah tentang raja, pangeran, dan bangsawan istana. - Religius-magis
Unsur magis dan kepercayaan religius sangat kental dalam historiografi tradisional. Banyak peristiwa dalam sejarah dikaitkan dengan hal-hal gaib atau takhayul yang sering kali dianggap sebagai bagian dari kenyataan sejarah pada masa itu. - Feodalistis-aristokratis
Hanya kehidupan para bangsawan yang diangkat dalam historiografi tradisional. Kehidupan masyarakat umum atau rakyat biasa jarang sekali dibahas, dan perhatian penuh diberikan pada kalangan elit seperti raja, permaisuri, dan kaum bangsawan lainnya. - Regio-sentris
Historiografi tradisional biasanya menekankan pada suku bangsa dan budaya yang ada di kerajaan tertentu. Sejarah yang ditulis bersifat lokal dan berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat kerajaan tersebut. - Mengandung Khayalan
Salah satu kelemahan historiografi tradisional adalah penulisnya sering kali tidak membedakan antara unsur fakta dan fiksi. Banyak elemen khayalan yang dimasukkan ke dalam narasi sejarah, sehingga menyulitkan pembaca untuk membedakan mana yang fakta dan mana yang mitos. - Banyak Kesalahan Penulisan
Kesalahan penulisan atau kekeliruan dalam penyampaian informasi sering ditemukan dalam karya historiografi tradisional. Ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan atau sumber daya penulis di masa itu. - Memperkuat Legitimasi Penguasa
Salah satu tujuan utama dari historiografi tradisional adalah untuk memperkuat legitimasi raja dan penguasa. Karya-karya ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa raja memiliki hak ilahi atau keturunan yang sah untuk memimpin kerajaan. - Menggunakan Konsep Genealogi
Historiografi tradisional sering kali menggunakan konsep genealogi atau silsilah keluarga kerajaan. Silsilah ini disajikan secara kronologis dan runtut untuk menunjukkan garis keturunan raja dan memastikan bahwa kekuasaan berada di tangan yang sah.
Contoh Historiografi Tradisional
Berikut ini adalah beberapa contoh karya historiografi tradisional yang masih dikenal hingga kini:
- Sejarah Melayu: Karya yang mengisahkan asal usul dan perkembangan kerajaan-kerajaan Melayu serta peran raja-raja dalam membentuk sejarah.
- Hikayat Raja-raja Pasai: Sebuah karya yang menceritakan tentang kerajaan Pasai, sebuah kerajaan Islam awal di Nusantara.
- Hikayat Aceh: Menceritakan sejarah kerajaan Aceh beserta para rajanya, dengan campuran fakta sejarah dan mitos.
- Babad Tanah Jawi: Sebuah karya yang menceritakan sejarah kerajaan Jawa dari sudut pandang istana dan bangsawan.
- Babad Pajajaran: Mengisahkan sejarah kerajaan Pajajaran di Jawa Barat, dengan unsur mistik dan kepercayaan lokal.
- Babad Majapahit: Mengisahkan sejarah kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.
- Babad Kartasura: Menceritakan sejarah kerajaan Kartasura, termasuk kejadian-kejadian penting yang melibatkan raja-raja dan bangsawan.
Penjelasan Historiografi Tradisional
1. Istana-Sentris dan Feodalistis
Historiografi tradisional, terutama di kerajaan-kerajaan Nusantara, sangat terpusat pada istana dan kalangan bangsawan. Penekanan pada kehidupan raja dan kaum elit mengabaikan kehidupan rakyat biasa. Ini terjadi karena karya-karya tersebut sering kali ditulis oleh orang-orang yang dekat dengan istana atau ditugaskan oleh raja.
2. Kepercayaan Religius dan Pengaruh Magis
Kepercayaan terhadap kekuatan magis dan religius sangat mempengaruhi penulisan sejarah pada masa itu. Raja sering dianggap sebagai pemimpin yang memiliki kekuatan gaib atau diberkati oleh dewa-dewa. Hal ini bertujuan untuk mengokohkan kedudukan raja sebagai pemimpin yang sah dan tak tergantikan.
3. Legitimasi Kekuasaan Melalui Silsilah
Penggunaan silsilah dalam historiografi tradisional tidak hanya untuk mencatat garis keturunan, tetapi juga untuk menunjukkan legitimasi kekuasaan raja. Silsilah yang runtut dan kronologis menjadi alat yang digunakan untuk mengesahkan bahwa kekuasaan diwariskan secara sah dari generasi ke generasi.
Kesimpulan
Historiografi tradisional mencerminkan cara pandang masyarakat masa lalu dalam menyusun sejarah, yang sering kali dipengaruhi oleh kehidupan istana, kepercayaan religius, dan legitimasi kekuasaan.
Meski banyak mengandung unsur fiksi dan mitos, karya-karya ini tetap memiliki nilai penting sebagai bagian dari warisan budaya dan sejarah Nusantara.
Dengan memahami ciri-ciri historiografi tradisional, kita dapat melihat bagaimana sejarah dibentuk dan disajikan di masa lampau.