KITA HEBAT – Inilah alasan mengapa Indonesia tidak menerapkan Ideologi tertutup. Indonesia adalah salah satu negara yang tidak menerapkan Ideologi Tertutup. Indonesia memilih untuk tidak menerapkan ideologi tertutup karena sifatnya yang otoriter dan totaliter.
Ideologi tertutup tidak berasal dari pemikiran masyarakat luas, tetapi lebih dari kalangan elit tertentu yang kemudian dipaksakan kepada masyarakat.
Hal ini tidak sejalan dengan prinsip Pancasila, yang justru lahir dari pemikiran masyarakat Indonesia dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Sebagai negara yang menghargai kebebasan berpikir dan hak individu, Indonesia lebih memilih ideologi yang terbuka dan dinamis.
Pengertian Ideologi Tertutup
Secara umum, ideologi tertutup adalah sistem nilai yang bersifat mutlak, dogmatis, dan tidak terbuka terhadap perubahan. Ideologi ini ditetapkan oleh kelompok elit dan diharuskan untuk diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya diskusi atau perdebatan.
Ciri utama ideologi tertutup adalah sifatnya yang apriori, di mana keputusan dan kebijakan dibuat dengan prasangka atau asumsi tanpa memerlukan bukti yang valid.
Selain itu, ideologi ini juga tidak memberikan ruang bagi hak individu atau kebebasan berpikir, karena seluruh kebijakan dianggap benar dan harus dipatuhi.
Menurut Rachmat Safa’at dalam bukunya Rekonstruksi Politik Hukum Pangan (2013), ideologi tertutup tidak mengakui adanya perbedaan pendapat atau hak individu.
Sistem ini bersifat totaliter, di mana negara memiliki kontrol penuh atas segala aspek kehidupan masyarakat, dan masyarakat wajib mematuhi peraturan tanpa kritik.
Alasan Indonesia Menolak Ideologi Tertutup
Indonesia tidak menerapkan ideologi tertutup karena beberapa alasan utama:
1. Sifat Otoriter dan Totaliter
Salah satu alasan terbesar mengapa Indonesia menolak ideologi tertutup adalah karena sifatnya yang otoriter dan totaliter. Dalam ideologi tertutup, kekuasaan berada di tangan segelintir elit yang memaksakan pandangannya kepada masyarakat luas.
Hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang dianut oleh Indonesia, di mana kekuasaan seharusnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Tidak Terbentuk dari Pemikiran Masyarakat
Ideologi tertutup biasanya tidak mencerminkan aspirasi atau pemikiran masyarakat luas, melainkan hanya mewakili pandangan elit tertentu. Sebaliknya, Pancasila sebagai dasar ideologi Indonesia justru lahir dari pemikiran kolektif bangsa Indonesia yang beragam.
Pancasila dirumuskan dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan kebhinekaan yang ada di masyarakat.
3. Kemampuan Beradaptasi dengan Perkembangan Zaman
Alasan lain mengapa Indonesia tidak memilih ideologi tertutup adalah karena sifatnya yang tidak fleksibel. Ideologi tertutup cenderung kaku dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Sebaliknya, Pancasila sebagai ideologi terbuka mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Perbandingan dengan Ideologi Terbuka
Jika dibandingkan dengan ideologi terbuka, perbedaan utamanya terletak pada fleksibilitas dan keterbukaan terhadap perubahan. Ideologi terbuka, seperti Pancasila, memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, berinovasi, dan berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dalam ideologi terbuka, hak-hak individu diakui dan dihargai, sementara dalam ideologi tertutup, hak individu sering kali diabaikan demi kepentingan negara atau kelompok elit.
Indonesia memilih ideologi terbuka karena negara ini menghargai kebebasan berpikir, hak individu, dan kebhinekaan.
Dengan ideologi terbuka, Indonesia dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan global, tanpa harus kehilangan identitas nasional yang kuat.
Contoh Negara yang Menganut Ideologi Tertutup
Negara-negara yang menganut ideologi tertutup biasanya memiliki sistem politik yang otoriter, di mana ideologi yang diterapkan tidak menerima perubahan atau kritik dari masyarakat.
Beberapa negara yang diketahui pernah atau masih menganut ideologi tertutup antara lain:
- Korea Utara – Menganut ideologi Juche, sebuah bentuk ideologi komunis yang menekankan kemandirian dan ketergantungan pada kekuasaan satu partai.
- Cina pada masa Mao Zedong – Selama pemerintahan Mao Zedong, Cina menganut ideologi komunisme tertutup dengan kontrol ketat terhadap masyarakat dan kebebasan berpikir.
- Uni Soviet – Di bawah ideologi komunisme, negara ini mengontrol penuh berbagai aspek kehidupan masyarakat tanpa menerima perubahan yang bertentangan dengan ideologi tersebut.
- Iran – Menganut ideologi Islam yang teokratik, di mana undang-undang dan kebijakan negara didasarkan pada interpretasi ketat syariah.
- Arab Saudi – Sebagai negara dengan ideologi teokratis yang berbasis Islam konservatif, Arab Saudi menerapkan aturan-aturan yang sangat ketat, terutama dalam hal sosial dan budaya, serta menolak perubahan yang bertentangan dengan ajaran agama resmi.
Negara-negara ini biasanya memiliki sistem politik yang sangat tertutup terhadap ide-ide baru dan cenderung mempertahankan ideologi yang sudah ada tanpa memberi ruang pada oposisi atau kritik.
Kesimpulan
Mengapa Indonesia tidak menerapkan ideologi tertutup? Alasannya jelas, ideologi tertutup bersifat otoriter, totaliter, dan tidak mencerminkan pemikiran masyarakat.
Indonesia, sebagai negara yang menghargai kebebasan berpikir dan hak individu, lebih memilih untuk menerapkan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Dengan ideologi terbuka, Indonesia dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tetap mempertahankan identitas nasional yang berakar pada budaya dan nilai-nilai masyarakat.